Seiring dengan perkembangan teknologi, lampu kendaraan bermotor pun mengalami kemajuan. Dari mulai jenis lampu biasa, kemudian halogen hingga teknologi lampu LED dan HID yang mampu menghasilkan nyala lampu yang lebih optimal dengan konsumsi daya listrik yang rendah.
Nah, khususnya bagi Anda yang sedang mencari lampu motor atau mobil yang paling cocok untuk diaplikasikan pada kendaraan yang Anda miliki, maka berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan lampu kendaraan jenis halogen, LED dan HID yang bisa menjadi referensi Anda dalam memilih lampu kendaraan roda dua maupun roda empat.
Lampu Halogen
Tipikal dari lampu ini adalah mampu menyala jauh lebih terang dibandingkan dengan lampu bohlam standar dengan ukuran watt yang lebih besar. Hingga kini banyak masyarakat yang tetap memilih jenis lampu halogen untuk kendaraannya. Hal tersebut dikarenakan harganya yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan lampu jenis LED atau HID. Faktor lainnya yang menjadi daya tarik adalah lampu halogen lebih mudah didapat dan tersedia hampir di semua bengkel maupun pusat penjualan suku cadang kendaraan bermotor.
Lampu ini merupakan lampu jenis pijar yang memiliki komponen filamen tungsten yang dibungkus dengan kaca bening yang kemudian dimasukkan dengan gas nitrogen dan crypton. Sistem kerjanya adalah dengan memanaskan filamen didalamnya untuk menghasilkan cahaya yang kemudian diperkuat oleh campuran gas didalamnya.
Lampu halogen memiliki intensitas cahaya yang cukup terang dan mampu menembus kabut sehingga cukup sering digunakan untuk pencahayaan lampu mobil off-road atau kendaraan yang sering melintas di daerah-daerah pegunungan.
Lampu Halogen Kendaraan (img credits: berbagai sumber di internet) |
Meskipun memiliki cahaya yang terang, namun sistem kerja lampu halogen cukup konvensional sehingga memiliki beberapa kelemahan lain jika dibandingkan dengan lampu jenis LED maupun HID. Kelemahan yang pertama adalah lampu ini mengkonsumsi daya listrik yang cukup besar (minimum 55 watt) sehingga waktu pemakaian aki cenderung lebih boros. Selain konsumsi listrik, lampu ini juga kerap menghasilkan panas yang cukup tinggi saat dioperasikan sehingga kerap membuat lampu menjadi cepat buram dan sering membuat dudukan mika kaca kendaraan meleleh.
Lampu halogen tergolong cukup unik dalam penanganannya. Lampu jenis ini tidak boleh langsung terkena tangan, khususnya pada bagian kaca. Sebab jika terkena langsung maka meninggalkan bekas seperti noda berminyak pada kaca. Akibatnya, bekas minyak tersebut akan mempengaruhi suhu lampu menjadi tidak merata saat dioperasikan.
Permukaan kaca yang berminyak akan memiliki suhu yang lebih dingin ketimbang yang tidak berminyak sehingga membuat suhu menjadi tidak stabil dan mengalami kerusakan. Ada pun cara memegang lampu halogen yang benar adalah dengan memegang pada bagian pangkalnya (dudukan lampu) atau bisa juga dipegang langsung pada bagian kacanya namun dengan melapisinya terlebih dahulu dengan kertas, tisu atau bisa dengan menggunakan sarung tangan.
Lampu LED (Light Emitting Diodes)
Lampu LED yang merupakan kependekan dari Light Emitting Diodes merupakan lampu yang menggunakan chip semikonduktor dengan hambatan yang memancarkan cahaya monokromatik. Tak seperti lampu halogen yang menggunakan filamen tungsten, lampu LED menghasilkan cahaya yang tidak panas. Oleh sebab itu komponennya juga menjadi jauh lebih awet jika dibandingkan dengan lampu halogen.
Lampu ini menjadi salah satu lampu kendaraan favorit karena harganya yang cukup terjangkau, hemat energi serta tidak panas sehingga tidak memiliki efek yang merusak kaca mika tempat rumah lampu kendaraan. Sangat cocok untuk diaplikasikan terhadap motor atau mobil.
Menarik lainnya: #Harga Toyota Grand New Avanza Manual/Matic dan New Veloz 2015
Lampu LED Kendaraan (img credits: berbagai sumber di internet) |
Selain untuk penerangan kendaraan, lampu LED juga banyak ditemukan pada komponen peralatan listrik di rumah. Diantaranya seperti televisi, senter batu akik, komputer, laptop dan perangkat-perangkat elektronik lainnya.
Lampu HID (High Idensity Discharge)
Lampu HID atau High Idensity Discharge yang juga dikenal sebagai lampu halida merupakan lampu lucutan gas intensitas tinggi dan logam yang membentuk senyawa fluorida, klorida, bromida, iodida, atau astatin yang berbentuk padatan putih dalam suhu ruangan.
Karakter dari lampu ini adalah mampu bersinar sangat terang dan menyilaukan layaknya seperti siang hari dengan hanya bersumber pada satu titik cahaya terang yang menyebar ke semua arah. Oleh sebabnya pemilik kendaraan harus memperhatikan arah reflektor saat memasang lampu ini. Sebab jika pemasangannya kurang pas, dikhawatirkan justru bisa mengganggu pengendara lain yang berlawanan arah saat berpapasan di malam hari.
Lampu HID Kendaraan (img credits: berbagai sumber di internet) |
Salah satu keunikan dari lampu jenis HID adalah terang yang bertahap atau dalam kata lain baru dapat menghasilkan cahaya yang optimal setidaknya 15 detik setelah dioperasikan. Adapun beberapa keunggulan dari lampu HID adalah dapat menghasilkan nyala yang sangat optimal, irit daya listrik, awet dan tidak menghasilkan panas yang berlebih layaknya lampu halogen.
Namun disamping beberapa keunggulannya, lampu HID juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya seperti harganya yang cukup mahal sehingga agak sulit dalam mendapatkannya, variasi yang sedikit dan yang tak kalah penting adalah penempatannya yang harus benar-benar pas saat dipasang di kendaraan sehingga tidak berpotensi mengganggu pengendara lainnya.
Pilih Halogen, LED atau HID?
Lampu Halogen, LED dan HID memang ditujukan untuk keperluan yang berbeda. Jika Anda ingin hemat namun bisa mendapatkan pencahayaan yang optimal, maka LED dan halogen adalah lampu yang tepat.
Perbedaan Nyala Cahaya Lampu Halogen, LED dan HID (img credits: sumber dari internet) |
Namun jika ingin mendapatkan cahaya yang maksimal terutama untuk wilayah-wilayah tertentu yang cenderung gelap seperti misalnya daerah pegunungan, perkebunan dan sejenisnya, maka Anda dapat memilih lampu LED sebagai penerangan. Namun hal tersebut hanyalah sebuah referensi. Dan tentu saja penggunaan ketiganya tentu kembali pada persoalan selera masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar