Batu green sojol masuk ke dalam jenis batuan metamorf tekanan derajat rendah atau regional metamorphism. Terdapat bintik-bintik merah pada batu yang jika diamati mineral ini termasuk ke dalam jenis garnet Almandine. Batu green sojol tidak membekas jika digores oleh kuku namun akan meningkalkan bekas warna putih jika digores dengan paku besi. Ini artinya tingkat kekerasan batu hijau ini diantara 4,5 - 5 skala mohs atau sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan giok/jadeite (NaAlSi2O6) yang memiliki tingkat kekerasan 6,5-7 skala mohs.
Booming batu sojol memang bukan karena bentuk maupun keindahannya, akan tetapi lebih kepada fenomena kekuatan yang dipercaya oleh sebagian masyarakat. Meskipun kebenarannya masih absurd, namun tak sedikit juga masyarakat yang langsung menyangkal fenomena yang dimiliki oleh batu berwarna hijau ini.
Menarik lainnya: #Batu Akik Paling Populer di Indonesia Tahun 2015
Seorang kolektor batu akik sekaligus politikus parta Gerindra, Fadli Zon disela-sela ulang tahunnya yang ke-44 juga pernah mempertontonkan "kesaktian" batu sojol di ruangan tempatnya bekerja di DPR, Senin (1/6/2015). Pada kesempatan itu ia meminta 4 orang yang hadir di ruang kerjanya untuk mengangkatnya dengan meletakkan jari di bawah ketiak dan bawah lutut, namun tak berhasil. Namun setelah ke empatnya mencuci tangan di rendaman air berisi batu akik sojol dan mencoba mengangkatnya kembali dengan aba-aba Fadli. Dan di luar dugaan, tubuh pria berbadan tambun itu pun berhasil terangkat!. Lantas apakah benar jika batu sojol ini memang memiliki khasiat untuk menambah kekuatan seseorang?.
Batu Akik Green Sojol Bahan (img credits: berbagai sumber di internet) |
Sebenarnya secara teori ilmu fisika, fenomena "kekuatan" batu sojol ini terbantahkan. Poin pertama, jari telunjuk dan jari tengah merupakan kekuatan utama jari manusia untuk mengangkat beban selain ibu jari. Dengan pemusatan kekuatan di satu titik, bobot berat pun bisa terangkat dengan mudah. Namun hal tersebut tentu saja harus berbanding lurus dengan tenaga yang mampu dihasilkan oleh orang yang melakukannya. Sebab jika beban yang hendak diangkat tidak sebanding dengan tenaga orang yang melakukannya, misalnya seperti mengangkat mobil, sepeda motor atau beban berat lainnya, maka tentu se-fokus apa pun pemusatan kekuatannya pasti tetap tak akan menghasilkan energi yang cukup untuk bisa mengangkatnya. Hal ini bisa Anda coba bersama dengan teman-teman Anda sebagai pembuktian.
Pembuktian Khasiat Batu Sojol..Ahh, Ternyata Masih Berat (img credits: berbagai sumber di internet) |
Poin kedua adalah aba-aba untuk melakukan gerakan spontan secara bersama-sama. Aba-aba, misalnya dalam bentuk hitungan bisa menciptakan momen "kekompakan" dalam bekerjasama. Jika Anda pernah mengikuti lomba tarik tambang saat 17 Agustus-an pasti memahami esensi dari kerjasama tim tarik tambang. Dalam lomba tarik tambang biasanya memiliki seorang pimpinan regu yang berperan bak komando. Tugasnya adalah memberikan aba-aba serta hitungan kapan setiap tarikan dilakukan. Selain itu, urutan posisi (team order) juga menentukan menang atau kalahnya sebuah tim. Misalnya orang yang berdiri paling depan adalah orang dengan postur tubuh lebih kecil, sedangkan yang paling belakang orang yang bertubuh paling besar. Dengan demikian maka gaya tarikan yang dihasilkan akan semakin lebih besar.
Poin ketiga adalah posisi tangan yang strategis, yaitu di bawah kedua ketiak dan kaki. Dengan posisi tangan yang demikian, maka tentu secara otomatis seseorang bisa dengan mudah terangkat. Terlebih lagi jika diangkat oleh empat orang yang bertumpu pada satu titik yang sama dan dilakukan secara serentak dan spontan. Tentunya beban yang dirasakan juga akan menjadi ringan bagi masing-masing orang sebab bebannya telah terbagi secara merata ke empat orang.
Poin keempat adalah faktor keseimbangan. Selain beberapa faktor yang telah disebutkan pada poin 1, 2 dan 3, faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah keseimbangan. Ini adalah kunci terbagi secara meratanya sebuah beban. Dengan ketinggian, arah gaya angkat serta energi yang sama maka sebuah beban akan terangkat keatas secara lurus/vertikal. Beban yang diangkat secara vertikal tentu akan menjadi jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan posisi miring. Anda juga bisa membuat percobaan sederhana di rumah. Anda bersama 3 rekan Anda (2 berpostur tinggi dan 1 berpostur pendek) mencoba mengangkat sebuah kulkas. Dengan perbedaan postur diantara pengangkat, maka keseimbangan tidak akan tercipta. Dan jika begitu tentu beban akan dilimpahkan kepada satu orang saja (berpostur pendek). Dan jika orang yang berpostur pendek mencoba untuk menyeimbangkan posisi, maka ia harus mengeluarkan energi 2 kali lebih besar daripada orang yang berpostur tinggi.
Batu Cincin Akik Green Sojol (img credits: berbagai sumber di internet) |
Nah, berdasarkan poin-poin tersebut terungkap jika khasiat batu ini sebenarnya hanyalah sugesti atau mindset saja karena pada sesungguhnya ilmu fisika-lah yang benar-benar berperan dalam kegiatan angkat beban tersebut. Lebih jauh lagi, dalam ajaran agama juga melarang kita untuk mempercayai benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan.
Namun berhembusnya kabar beraroma "mistis" mengenai khasiat maupun "kesaktian" dari batu sojol ini tentu wajib untuk di apresiasi. Selain batu akik ini merupakan bagian dari kekayaan alam Indonesia, batu green sojol atau yang juga disebut batu giok sojol ini juga mampu menyedot perhatian masyarakat. Ditengah melemahnya rupiah dan krisis ekonomi global yang berimbas kepada penurunan tingkat daya beli masyarakat, semoga batu sojol seakan menjadi tonggak bangkitnya kembali batu akik yang saat ini tengah lesu peminat.
Menarik lainnya: #Batu Black Jade Atau Giok Hitam
Harga batu sojol termasuk cukup murah yaitu masih dibawah 500 ribu rupiah untuk batu yang sudah dibentuk dan 350 ribuan rupiah per-kilogram untuk yang bahan (rough).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar