Tampilkan postingan dengan label Ibu dan Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ibu dan Anak. Tampilkan semua postingan

Kamis, 12 November 2015

Fungsi dan Manfaat Mainan Terhadap Masa Tumbuh Kembang Anak

Fungsi dan Manfaat Mainan Terhadap Masa Tumbuh Kembang Anak. Di masa kecilnya, anak-anak cenderung menghabiskan banyak waktunya untuk bermain. Begitu banyaknya pilihan mainan pun terkadang malah justru membuat orang tua pusing dalam memilih mainan yang tepat.

Mainan memiliki kontribusi yang besar bagi tumbuh kembang sang anak. Bahkan, mainan dipercaya menjadi salah satu hal di masa kecil yang mampu memberikan dampak besar terhadap perkembangan psikologis, emosional sekaligus intelegensi sang anak.

Hal tersebut disebabkan karena mainan bisa menjadi salah satu media bagi anak-anak untuk belajar secara bertahap terhadap dirinya, lingkungan sekitar dan masyarakat. Tentu hal ini menjadi alasan mengapa Anda sebagai orang tua tak bisa sembarangan dalam memilih mainan seperti apa yang terbaik bagi anak.

Kecemasan orang tua dalam memilih mainan mana yang baik dan kurang baik untuk anak, kemudian menjadikan mainan edukasi banyak bermunculan. Mainan ini lebih ramah terhadap lingkungan sekaligus membuat anak banyak belajar dari mainannya.

Fungsi dan Manfaat Mainan Terhadap Masa Tumbuh Kembang Anak
Puzzle, Salah Satu Mainan Edukasi Untuk Anak (FOTO: safitri.info)

Lalu apa sebenarnya fungsi dari mainan?. Nah, berdasarkan hasil penelitian Professor Trawick-Smith dari naeyc.org, inilah beberapa manfaat mainan bagi tumbuh kembang anak-anak:


  • Mainan Membuat Anak Berlatih Konsentrasi

Mainan dapat melatih anak untuk fokus pada satu hal tertentu yang menurutnya mengasyikkan. Bahkan seringkali membuat anak yang sulit untuk berkonsentrasi bisa lebih tenang. Misalnya saat bermain puzzle atau sedang menyusun balok di hadapannya. Dengan mainan, konsentrasi anak akan terbangun secara bertahap.


  • Mainan Membantu Anak Mengenal Bentuk dan Warna

Melalui mainan, anak belajar mengenal aneka warna. Selain itu, anak juga belajar beberapa bentuk dasar sederhana yang bermacam-macam, misalnya seperti bentuk balok, segi empat, bulat, oval dan berbagai bentuk ruang lainnya.


  • Mainan Membentuk Kemampuan Motorik Anak

Kemampuan motorik halus bisa didapatkan ketika mereka harus mengambil benda, meraba atau pun saat menyusun mainan. Sementara itu, motorik kasar bisa dilatih dengan mainan yang membuat mereka melompat, mengangkat kaki dan tangan dan sebagainya.


  • Mainan Membuat Anak Mengerti Konsep Sebab dan Akibat

Dari permainan, anak belajar bahwa benda kecil bisa masuk ke dalam benda besar, namun tidak sebaliknya. Meskipun hal ini terkesan sederhana, namun ini merupakan konsep dasar penting yang harus mereka ketahui dan pahami.


  • Mainan Dapat Memperluas Penggunaan Bahasa dan Pengetahuan

Mainan juga bisa digunakan sebagai medium untuk membiasakan anak untuk belajar berbahasa, bercerita, meluaskan pengetahuan mereka tentang lingkungan dan memperbanyak kosa kata.

Beberapa mainan edukasi yang paling banyak direkomendasikan diantaranya adalah puzzle. Permainan ini akan melatih anak untuk memecahkan masalah sekaligus mengenali bentuk dan warna. Mainan lain misalnya seperangkat peralatan masak untuk membantu mereka belajar mengenai alat-alat dapur dan fungsinya. Mainan yang mengeluarkan suara atau musik juga bisa membantu dalam merangsang memori sekaligus mengenalkan musik kepada anak. Sementara mainan bola akan membantu mereka dalam bersosialisasi.

Lihat juga: #Permainan Tradisional Anak Tempo Dulu Yang Mulai Tergerus Zaman

Tentu saja, agar mainan yang Anda belikan tepat sasaran dan bermanfaat bagi anak, maka Anda harus memilih mainan yang tepat. Berikut adalah beberapa tipsnya:

1. Sesuaikan Dengan Usia Anak

Sesuaikan mainan yang Anda pilih dengan usia mereka. Selain itu, berikan mainan yang warna maupun bentuknya mencolok untuk membantu mereka belajar mengenal warna dan bentuk.

2. Pastikan Aman dan Tersertifikasi

Mainan anak harus terbuat dari bahan yang benar-benar aman untuk anak, tidak beracun, tidak luntur warnanya, tidak terbuat dari logam ataupun timah, tidak mudah tertelan, tidak tajam atau tumpul pada bagian sudut-sudutnya.

3. Mainan Memiliki Ukuran Yang Cukup Besar

Jika anak Anda termasuk balita, maka hindari membeli mainan kecil yang mudah tertelan, mudah pecah atau mainan yang bisa dipisahkan menjadi beberapa bagian kecil.

4. Mainan Mudah Untuk Dibersihkan

Sebaiknya pilih mainan yang mudah untuk dibersihkan agar mainan tersebut bebas dari kuman dan bakteri. Terutama ketika anak Anda dalam masa oral (senang memasukkan benda ke mulut) atau saat tumbuh gigi.

5. Mainan Yang Tidak Mudah Rusak

Pastikan Anda membeli mainan yang kuat, tidak mudah rusak atau patah karena anak akan sering melempar, menendang atau bahkan menggigitnya.

Lihat juga: #Tips Memilih Mainan Untuk Anak Sesuai Umur

Perhatikan dengan baik apa yang disukai anak Anda ketika mereka bermain. Dari mainan yang mereka sukai tersebut, Anda bisa melihat sejauh mana perkembangan mereka serta minat serta bakat yang dimiliki si kecil.

Selasa, 11 Agustus 2015

Tips Membuat Rambut Bayi Lebat, Tebal, Hitam Dan Sehat Setelah Cukur

Tips Membuat Rambut Bayi Lebat, Tebal, Hitam Dan Sehat Setelah Cukur. Setiap orang tua pasti mendambakan memiliki bayi yang sehat secara lahiriyah maupun batiniyah, terlebih lagi jika ia terlahir dalam keadaan yang sempurna tanpa kurang suatu apa pun. Dan rambut tentu menjadi salah satu faktor dari sekian banyaknya faktor kesempurnaan fisiknya.

Bayi yang baru lahir pada umumnya memiliki rambut yang cenderung tipis (menyerupai bulu) dan berwarna kemerahan, namun jangan khawatir karena rambut tersebut akan digantikan dengan rambut yang lebih tebal seiring bertambahnya umur. Namun agar rambut bayi menjadi lebat, tebal, hitam sekaligus sehat, biasanya orang tua cenderung untuk mencukur rambut anaknya. Pertanyaan yang datang kemudian adalah, apakah benar jika mencukur rambut bayi dapat membuatnya tumbuh lebih lebat dan sehat?. Nah, begini jawabannya!.

Dalam dunia medis, rambut pada bayi disebut sebagai rambut vellus. Rambut vellus adalah jenis rambut yang halus, lembut, pendek dan cenderung tidak terlihat dengan jelas. Rambut jenis vellus umumnya ditemukan hampir di semua bagian tubuh sejak lahir. Meskipun halus, namun seiring perkembangannya, rambut ini akan rontok. Dan akan tumbuh menjadi rambut baru yang lebih tebal. Meskipun begitu, rambut penggantinya sangat dipengaruhi oleh hormon dan faktor genetik sehingga ketebalannya sangat bervariasi setelah seseorang telah mencapai masa pubertas.

Pada bayi, rambut vellus biasanya akan rontok setelah umurnya mencapai 1 sampai 3 bulan (kadang lebih). Jadi dapat dikatakan tanpa mencukur/menggundulinya pun rambut ini akan rontok dengan sendirinya. Nah, yang jadi pertanyaan lanjutan adalah, apakah mencukur rambut bayi itu perlu dilakukan oleh orang tua?.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa rambut bayi bisa saja tumbuh tebal tanpa harus digunduli karena ada juga sebagian bayi yang tetap memiliki rambut halus meskipun telah dicukur berkali-kali. Namun sebenarnya, selain mencukur rambut bayi dianjurkan dalam ajaran agama Islam, mencukur rambut pada bayi juga bisa membuat rambut menjadi lebih tebal dan hitam.

Alasannya adalah karena mencukur rambut bayi akan membuat rambut vellus yang tipis dan berbentuk lancip akan berubah bentuk menjadi tumpul. Nah, rambut dengan bentuk tumpul inilah yang kemudian tumbuh lebih tebal, bukan bertambah. Namun meskipun demikian, sesuai dengan syariat dalam Islam, mencukur rambut bayi adalah seperti membuang kotoran yang menempel pada kulit kepala bayi. Artinya hal ini juga sesuai dengan anjuran medis yang menyarankan untuk mencukur kulit kepala bayi agar kerak kotoran yang berpotensi menutup pori-pori permukaan kulit kepala bisa terbuang yang akhirnya kulit akan menjadi jauh bersih sehingga bisa "bernafas" dengan baik.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa rambut bayi yang tebal, lebat dan hitam bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Bisa dikarenakan faktor asupan gizinya, bisa dikarenakan pencukuran atau bisa juga dikarenakan oleh faktor genetika.

Menarik lainnya: #Tips Atasi Gatal Iritasi Serta Kemerahan Pada Kulit Bayi

Namun tentu selain mencukur, Anda juga harus mengawasi asupan gizinya karena disinilah faktor kunci dari sehat atau tidaknya pertumbuhan rambut bayi Anda. Oleh sebab itu, pastikan jika bayi Anda selalu mendapatkan beberapa asupan berikut ini:


Tips Membuat Rambut Bayi Lebat, Tebal, Hitam Dan Sehat Setelah Cukur
Ilustrasi: Tips Membuat Rambut Bayi Lebat Dan Tebal (img credits: kompasiana.com)

Pemberian Vitamin
Berikanlah bayi vitamin A, B, C, D dan E yang cukup. Vitamin ini bisa berasal dari aneka sayur-sayuran, buah-buahan, kacang hijau, gandum atau beras merah yang kaya akan kandungan vitamin lengkap.

Pemberian Protein
Kandungan protein yang baik untuk regenerasi sel-sel tubuh bisa di dapatkan dari berbagai macam bahan makanan seperti ikan, daging, susu, telur atau kacang-kacangan. Berikan secara teratur dengan cara mengkombinasikannya dalam MPASI (Makanan Pendamping ASI).

Pemberian Omega 3
Omega 3 merupakan zat yang sangat baik untuk perkembangan otak bayi. Beberapa bahan makanan yang mengandung zat asam lemak Omega 3 diantaranya dari ikan salmon, minyak ikan, kacang kenari, kembang kol, kedelai dan sebagainya. Berikan dalam bentuk MPASI.

Zat Besi
Zat besi banyak terkandung di dalam bayam, tomat, kacang merah, kentang dan lain sebagainya. Bagi Anda yang memiliki bayi yang masih dalam masa ASI Ekslusif (6 bulan), maka disarankan Anda untuk mengkonsumsi berbagai macam makanan bergizi yang dijelaskan diatas.

Terus Menjaga Kesehatan Serta Kebersihan Rambut
Gizi bukan segalanya tanpa adanya kesadaran untuk selalu menjaga kesehatan rambut dan kepala bayi, terutama setelah di cukur. Cobalah untuk selalu menjaga kebersihannya dengan menggunakan shampo khusus yang diperuntukkan bagi kulit kepala bayi. Shampo bayi ini tidak pedih di mata dan tidak membuat kulit menjadi iritasi. Gunakanlah secara teratur saat mandi. Setelahnya, Anda juga bisa menggunakan baby hair lotion untuk memberikan nutrisi tambahan bagi rambutnya.

Menarik lainnya: #15 Model Potongan Rambut Pria Yang Keren

Bahan Alami
Pemberian beberapa bahan alami di luar kulit kepala seperti kemiri, seledri, aloe vera atau lidah buaya juga dipercaya memiliki khasiat yang bagus untuk pertumbuhan rambut.

Minggu, 05 April 2015

Tips cara alami mengobati dan mengatasi gatal serta iritasi pada kulit bayi

Tips dan cara alami mengobati dan mengatasi gatal serta iritasi pada kulit bayi. Seperti yang kita ketahui bahwasanya kulit bayi sangat sensitif dan sangat rentan terhadap iritasi, terlebih lagi bayi yang baru lahir atau yang belum genap berusia 2 hingga 3 bulan.

Selain pertahanan tubuhnya yang masih lemah, sensitifitas kulit bayi juga sangat tinggi sehingga apabila kita tidak hati-hati dalam menjaga kebersihan kulit, pakaian, makanan maupun lingkungannya maka kulit bayi akan menjadi gampang terkena iritasi kulit.

Iritasi kulit bayi dapat disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya bisa disebabkan oleh biang keringat, kuman yang menempel pada pakaian akibat kurang bersih saat mencuci, penggantian popok yang tidak teratur serta berbagai jenis faktor lainnya yang dapat menyebabkan kulit bayi menjadi merah-merah, ruam bahkan hingga bintil-bintil yang berisi cairan.

Meskipun gangguan kulit bayi ini tidak terlalu membahayakan, namun apabila tidak dilakukan penanganan, biasanya bayi menjadi rewel karena rasa gatal dan perih di bagian kulitnya yang iritasi. Hal ini tentu membuat orang tua diliputi oleh perasaan cemas dan khawatir yang teramat sangat.

Beberapa bagian tubuh yang gampang untuk terkena iritasi umumnya di bagian yang terdapat lipatan-lipatan kulit seperti di bagian ketiak, paha, lutut atau leher. Oleh sebabnya sangat disarankan jika Anda lebih intensif untuk membersihkan daerah-daerah ini saat memandikan bayi Anda dan disarankan menggunakan baby cream agar bayi terhindar dari masalah kulit.

Menarik lainnya: #Perawatan rutin harian bagi bayi yang bisa dilakukan sang ibu

Sekedar berbagi pengalaman kepada pembaca, saat ini saya memiliki bayi yang telah berumur 5 bulan. Di awal masa kelahirannya, entah kenapa tiba-tiba muncul banyak bintik-bintik merah di beberapa bagian tubuhnya yang tampak menyerupai iritasi kulit yang kemudian jumlahnya bertambah banyak hanya dalam waktu singkat.

Berbagai macam salep pun sudah dicoba untuk mengatasinya, untuk beberapa waktu setelah pemakaian memang menunjukkan hasil yang cukup lumayan. Kulit yang merah-merah sedikit demi sedikit mulai nampak mengering dan menghilang. Namun tak lama berselang iritasinya kembali muncul.

Menarik lainnya: #Tips sederhana merawat anak yang sedang sakit

Dengan keadaan tersebut, tentunya membuat saya dan istri diliputi oleh rasa khawatir sekaligus perasaan cemas. Selain karena kasihan melihat keadaan anak yang tak nyaman akibat iritasi, ia pun kerap menjadi rewel dan cengeng. Sampai akhirnya suatu saat saya mencari informasi mengenai penyebab iritasi kulit pada bayi dan cara mengatasinya melalui mesin pencari. Pencarian saya pun berhenti pada sebuah artikel yang membahas tentang manfaat dan khasiat kulit pohon secang sebagai obat tradisional berbagai macam penyakit kulit.

Jujur saja saya sama sekali belum tahu sama sekali dengan tanaman yang katanya bisa menjadi obat kulit tradisional yang ampuh ini. Melihatnya secara langsung pun belum pernah apalagi mengetahui khasiat serta manfaatnya. Saya pun kemudian membaca literatur mengenai tanaman ini secara lengkap di Wikipedia dan mendapat jawabannya.

Serutan kayu secang

Kayu secang sebagai obat tradisional untuk mengatasi iritasi kulit

Menurut Wikipedia, kayu secang termasuk ke dalam jenis polong-polongan yang telah lama dimanfaatkan oleh orang Indonesia baik kayu maupun kulitnya sebagai bahan komoditi rempah-rempah. Tumbuhan khas Indonesia ini dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam fungsi serta kegunaan, diantaranya bisa dijadikan sebagai pewarna alami, minuman tradisional (wedang secang dari Jogjakarta) hingga digunakan sebagai ramuan tradisional untuk pengobatan berbagai macam jenis penyakit.

Selain terkenal di tempat asalnya, Indonesia, secang juga dikenal hingga ke berbagai negara di dunia hingga ke Jepang dan Inggris. Di Indonesia, tanaman secang dikenal dengan berbagai macam nama sesuai daerahnya dengan sebutan sepang, supa, sepel, hape, sepe, dolo, sema, sepen, savala, sungiang, roro dan sappanwood (Inggris).

Bentuk dari pohon secang ini mirip seperti pohon turi atau pohon petai yang memiliki daun majemuk kecil dengan bentuk menyirip ganda. Bagian yang paling sering dijadikan sebagai obat alami atau ramuan untuk jamu adalah pada bagian batang dan kulitnya. Kulit kayu secang mengeluarkan cairan yang berwarna kemerahan dan akan semakin pekat apabila direbus.

Nah, selidik punya selidik, ternyata kayu secang memiliki kandungan senyawa anti-bakteri dan juga anti-koagulan atau anti-penggumpalan. Adapun penyakit yang dapat diobati dengan secang diantaranya seperti batuk, luka dan juga berbagai macam iritasi serta gangguan pada kulit.

Menarik lainnya: #Obat tradisional alami untuk asam urat

Singkat cerita saya pun mulai mencari keberadaan kayu ini. Beberapa toko herbal pun saya masuki untuk mencari kayu ini hingga akhirnya saya menemukannya di sebuah warung jamu yang berlokasi di dekat pasar tradisional. Saya sempat berpikir jika kulit secang yang telah diserut dan dimasukkan ke dalam plastik ini harganya mahal mengingat agak sulit untuk mencarinya. Tapi ternyata sebungkus serutan kayu secang hanya di jual seharga 5 hingga 10 ribu rupiah saja. Kontan saja saya kaget. Saya pun kemudian membeli 2 bungkus untuk saya bawa pulang untuk kemudian digunakan.

Pohon secang

Cara menggunakan kayu secang untuk obat kulit alami

  • Cuci bersih 1/2 bungkus kulit secang dengan menggunakan air bersih
  • Rebus 1 liter air kemudian masukkan kulit secang
  • Rebus hingga air rebusan berwarna merah pekat (mirip sirup) tersisa 1/2 liter
  • Angkat dan campurkan dengan air bersih didalam bak mandi
  • Mandikan bayi dengan menggunakan waslap atau kain untuk memandikan (tidak perlu menggunakan sabun) secara merata terutama di bagian kulit yang iritasi dan lipatan-lipatan kulit
  • Lakukan secara rutin selama 3 hingga 1 minggu berturut-turut saat mandi pagi atau mandi sore

Setelah menggunakan selama kurang lebih 3 hari, akhirnya iritasi kulitnya pun mulai mengering dan menghilang tanpa bekas. Pengalaman ini menjadi salah satu pengalaman berharga dalam hidup saya dan saya ingin membagikannya kepada pembaca yang barangkali memiliki masalah yang sama seperti yang pernah saya alami. Adapun maksud dan tujuan dari tulisan ini adalah untuk berbagi informasi karena sebagai orang tua tentu selalu menginginkan anak selalu sehat dan ceria. Semoga bermanfaat dan silakan berkomentar apabila Anda pernah memiliki pengalaman serupa atau ingin bertanya.

Kamis, 15 Januari 2015

Tips atasi anak malas makan agar doyan makan lagi

Tips atasi anak malas dan tidak nafsu makan agar doyan makan lagi menjadi salah satu tema yang akan kita angkat pada kesempatan kali ini. Ya, memang anak yang sulit untuk makan kadang menjadi sebuah masalah besar yang selalu muncul di hampir benak setiap benak orang tua, terutama sang ibu.

Setiap ibu tentunya ingin melihat anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Namun karena masalah sulitnya anak untuk mau makan, seringkali sang ibu merasa khawatir atau was-was. Tentunya perasaan khawatir adalah hal yang wajar mengingat makanan merupakan salah satu faktor penting bagi tumbuh kembangnya sang anak.

Meskipun tak semua anak mengalami permasalahan yang sama, namun pilah pilih makanan dan kecenderungan anak untuk rewel seringkali menjadi masalah lain yang muncul setelah masalah turunnya selera anak terhadap makanan.

Untuk menyiasati problem ini, sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan sang ibu untuk mengembalikan lagi nafsu makan anak yang hilang. Nah, jika kebetulan Anda mengalami permasalahan yang sama, maka berikut ini adalah beberapa tips untuk mengatasi anak malas makan dan mengembalikan kembali nafsu makan anak yang dapat Anda lakukan.

Tips atasi susah doyan makan pada anak agar selera makannya kembali lagi
Tips atasi anak malas makan (image credits: gettyimages.com)
1. Jadilah contoh bagi anak
Kecenderungan anak adalah menirukan apa yang kerap dilakukan oleh orang dewasa, terutama oleh orang tuanya. Oleh sebabnya sangat baik apabila Anda meluangkan waktu untuk makan bersama yang sekaligus menjadi ajang dalam memberi contoh saat menyantap dan menikmati hidangan makan bersama.

Menarik untuk dibaca: #Tips menjadi sosok orang tua yang bijaksana

2. Ajak anak untuk berpartisipasi menyiapkan hidangan
Hal yang paling sering terjadi pada saat jam makan adalah sang anak justru kerap memainkan makanan yang ada didepannya ketimbang menyantapnya. Nah, untuk menyiasati hal ini cobalah sesekali waktu Anda ajak sang buah hati untuk ikut berpartisipasi untuk menyiapkan makanan bersama. Selain membuatnya merasa dilibatkan dan berpikir lebih kreatif, disisi lain ia juga akan lebih menghargai makanan yang ia buat sendiri.

3. Mengatur jam makan
Pada umumnya anak baru akan mau makan pada saat perutnya sedang lapar, nah mulai kini cobalah untuk merubah kebiasaan itu. Aturlah jam makannya sehingga waktu makan akan menjadi lebih terpola. Misalnya biasakanlah untuk menyantap sarapan pada jam 7 pagi, kemudian makan siang jam 12, makan sore pada jam 16.00 dan makan malam pada jam 19.00. Agar anak tak cepat lapar, ibu bisa menyiasatinya dengan memberikan camilan ringan yang bergizi agar kebutuhan nutrisinya tercukupi seperti puding, biskuit gandum, chips ubi, muffin, cake, es krim buah dan lain sebagainya.

4. Berikan pelayanan yang baik
Sesekali waktu, cobalah untuk mengganti perlengkapan makannya dengan perlengkapan makan khusus untuk anak yang bercorak dan berwarna-warni dengan motif yang ia sukai. Cara ini patut untuk dicoba guna memancing selera makannya kembali.

Menarik untuk dibaca: #Perlengkapan bayi baru lahir

5. Sajikan dalam porsi kecil
Sebagaimana orang dewasa, anak juga kerap menjadi malas makan manakala ia melihat sepiring penuh makanan yang mesti ia habiskan. Cara ini justru akan membuatnya sulit untuk makan. Cobalah untuk memberikan sang anak porsi kecil dulu dan jika ia mampu menghabiskannya, jangan lupa berikan pujian atas rasa tanggung jawabnya menghabiskan makanan. Anda juga dapat memberikan tambahan makanan lagi jika ia masih merasa lapar.

6. Berikan anak pilihan makanan yang bervariasi
Selera makan makanan tertentu bukan hanya menjadi milik orang dewasa saja, anak-anak pun bisa seperti itu. Oleh karena itu ada baiknya jika Anda juga sesekali memberikan pilihan-pilihan makanan yang bervariasi yang ia sukai.

7. Jadikan sayur dan buah ide resep baru untuk anak
Meskipun sayur dan buah-buahan sangat baik untuk tubuh, namun umumnya anak-anak memiliki kecenderungan untuk tidak makan sayur karena cita rasanya yang tidak mereka sukai. Ibu yang pintar tentunya dapat menyiasati hal ini. Salah satunya dengan cara mengolahnya menjadi berbagai macam ide makanan kreatif baru seperti misalnya cake muffin dari wortel, pancake buah, es krim dan berbagai macam ide makanan anak yang menarik lainnya.

8. Saat makan adalah saat-saat yang menyenangkan
Kondisikanlah saat-saat jelang makan menjadi sesuatu momen yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu oleh anak. Misalnya dengan mengajaknya makan keluar sambil berkeliling-keliling dengan menggunakan sepedanya, terlibat dalam percakapan sederhana dengan anak mengenai topik apa saja yang ada disekitarnya yang bisa sekaligus memberikan edukasi kepadanya.

Menarik untuk dibaca: #Cara mendidik anak yang baik dan efektif

9. Hindari pemaksaan saat jam makan
Hal ini biasanya aktivitas yang kerap dilakukan oleh sang ibu. Kurangnya kesabaran dan pengetahuan mengenai psikologis anak dapat menjadi faktor pemicunya. Janganlah sekali-kali memaksakan anak untuk makan dengan tetap menyendokkan makanan ke mulutnya, terlebih lagi jika sang anak meronta-ronta. Hal yang paling dikhawatirkan yang dapat terjadi diantaranya seperti tersedak, trauma, menimbulkan rasa ketakutan saat makan atau bahkan rasa frustasi.

10. Bijaksana dan sabar
Salah satu hal yang paling sering terjadi pada anak adalah manakala mereka disuguhkan dengan jenis makanan baru, maka mereka akan enggan untuk menyentuh atau bahkan untuk mencobanya. Bahkan banyak juga anak yang berusaha untuk memuntahkan kembali makanannya saat mereka mencobanya. Cobalah untuk memberikan makanan baru tersebut bersamaan dengan makanan yang menjadi kesukaannya. Jika masih belum berhasil juga, maka bersabarlah, tetap bersikap bijaksana dan coba kembali di kemudian hari.