Minggu, 30 Agustus 2015

Tips Menghadapi Pasangan (Suami/Istri) Yang Konsumtif Dan Boros

Tips Dan Cara Menghadapi Pasangan Yang Konsumtif Dan Boros. Tak dapat dipungkiri jika masalah anggaran keluarga merupakan salah satu masalah klasik keluarga yang sepertinya takkan pernah ada habisnya meskipun telah diulas dan dibahas hingga berbuku-buku tebalnya.

Ya, persoalan keuangan dalam keluarga memang terbilang cukup pelik dan rumit. Namun meskipun demikian, tentu kita harus percaya jika setiap masalah pasti ada solusinya, tak terkecuali masalah keuangan keluarga. Akan tetapi tentu saja semuanya kembali lagi tergantung kepada yang menjalaninya.

Jika masing-masing pasangan telah mengerti betapa pentingnya menyiasati hal ini, pasti keuangan keluarga Anda akan lancar. Namun jika hanya salah satu pasangan saja yang memiliki komitmen tanpa dibarengi dengan komitmen pasangan yang lain, niscaya semua itu akan sia-sia.

Agar keuangan keluarga terbebas dari minus, maka mulai saat ini Anda harus mulai untuk mengatur siasat. Nah, berikut ini adalah beberapa tips dan cara menghadapi pasangan suami atau istri yang memiliki sifat boros dan konsumtif yang pada kesempatan kali ini diulas oleh berjibaku.com. Apa saja kira-kira kiat-kiatnya?. Yuk, mari kita simak selengkapnya.

Tips Menghadapi Pasangan (Suami/Istri) Yang Konsumtif Dan Boros
Tips Menghadapi Pasangan Yang Boros (img credits: berbagai sumber di internet)

1. Diskusi Disaat Suasana Hati Nyaman
Saat Anda merasa keberatan dengan gaya hidup pasangan yang dinilai terlalu boros, maka pilihlah waktu dan suasana yang tepat untuk berdiskusi. Mungkin banyak orang yang tidak merasa nyaman untuk membicarakan masalah keuangan maupun penghasilan. Oleh sebab itu awalilah obrolan dengan sebuah topik yang ringan sebagai pembuka, misalnya mengenai penyebab naiknya BBM yang mengimbas ke naiknya harga-harga barang hingga membicarakan ke tingkat yang lebih serius, misalnya membicarakan berapa penghasilan masing-masing.

Langkah selanjutnya cobalah untuk memproyeksikan berapa jumlah total pendapatan Anda selama sebulan dikurangi beban pengeluaran. Jika ternyata defisit (pengeluaran lebih banyak daripada penghasilan), maka cobalah untuk membahas mengenai pengeluaran-pengeluaran mana saja yang sekiranya bisa dikurangi guna memotong angka pengeluaran. Jika besaran potongan pengeluaran sudah didapatkan, maka sepakati bersama kemudian alihkan dananya ke tabungan masa depan untuk keperluan pendidikan, dana pensiun atau lain sebagainya dengan memotong setidaknya 10% dari total pendapatan.

Menarik lainnya: #Tips Hemat Dari Robert T Kiyosaki

2. Kurang Paham Kebutuhan Primer, Sekunder atau Tertier?. Coba Bikin Skala Prioritas!

Menurut Anda kira-kira mana yang lebih penting, simpanan pendidikan anak atau sebuah mobil baru dengan cicilan bulanan yang mahal?. Tanpa harus berpikir dengan keras pun pasti Anda sudah tahu jawabannya. Dana pendidikan tentu jauh lebih penting karena pendidikan di Indonesia saat ini terbilang masih sangat mahal. Namun sebagai orang tua tentu tetap memiliki tanggung jawab untuk memastikan anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang layak.

Nah, kira-kira apakah pasangan Anda telah sadar akan hal ini?. Pasangan Anda mungkin akan bilang setuju untuk menabung 1 juta perbulan untuk biaya pendidikan anak. Namun yang lucunya, ternyata angsuran untuk membayar kredit bulanan mobil baru itu sebesar 3 juta rupiah. Pertanyaan selanjutnya adalah jika biaya pendidikan lebih penting daripada mobil baru, kemudian mengapa jumlah anggaran biaya pendidikan justru jauh lebih kecil dibandingkan kredit mobil?. Nah, jika Anda berhasil menjawab pertanyaan tersebut maka itu tandanya Anda telah mengerti skala prioritas.

3. Jangan Simpan Uang Dalam Rumah
Sampai saat ini uang masih menempasi posisi teratas jika dilihat dari perspektif "godaan dunia". Apalagi jika jumlahnya bertumpuk-tumpuk, rasa-rasanya sangat sulit untuk menghindari godaan yang satu ini. Oleh sebab itu daripada Anda maupun pasangan tergoda untuk menggunakannya, lebih baik simpan uang Anda di bank. Lebih enak lagi jika Anda menyimpannya di bank konvensional seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang tidak menerbitkan ATM. Dengan demikian maka uang tersebut akan jauh lebih aman karena uang hanya bisa dicairkan di bank yang bersangkutan dengan membawa buku tabungan.

Menarik lainnya: #Kode Bank BRI, Mandiri, BCA, BNI dan ATM Bersama

4. Buat Rancangan Pengeluaran Yang Matang
Sebagaimana kolam bocor yang ingin ditambal, Anda harus mengetahui terlebih dahulu dimana letak lubang penyebab kebocorannya. Hal yang sama juga berlaku untuk anggaran bulanan. Buatlah catatan yang berupa list daftar pengeluaran rutin setiap bulan, atur berapa besaran pengeluarannya kemudian konsekuen dengan jumlah yang ditetapkan bersama.

Jangan lupa juga untuk membuat daftar Amusement Budget yang mana dana tersebut digunakan khusus untuk keperluan hiburan masing-masing pasangan. Sebagai contoh misalnya pasangan Anda gemar sekali belanja, maka biarkan pasangan Anda belanja sesuka hati namun dengan jumlah yang dibatasi/limitasi. Jika jumlah anggaran tersebut sudah habis, maka hobi belanja dapat dilakukan kembali di bulan berikutnya.

5. Jangan Putus Asa Untuk Merubah
Anda mungkin terheran-heran apabila pasangan Anda merasa lebih betah berada di mal dibandingkan dirumah. Jika itu terjadi pada Anda maka jangan kaget. Sifat boros atau konsumtif biasanya merupakan perilaku yang tertanam sejak lama sehingga sudah menjadi sebuah kebiasaan. Dengan sebuah kebiasaan yang kemudian menjadi semacam pola hidup, tentu tidak mudah bagi Anda untuk merubahnya. Namun dengan terus membimbing, mengingatkan dan menasehati, maka paling tidak Anda sudah memiliki usaha untuk memulai sebuah perubahan hidup bersama ke arah yang jauh lebih baik lagi. Lebih jauh daripada itu, Anda dan pasangan bisa menjalani kehidupan pernikahan yang langgeng.

Menarik lainnya: #Tips Memiliki Hubungan Yang Langgeng, Awet Dan Harmonis

Nah, jika pada saat ini Anda belum berhasil, maka teruslah berusaha karena sebagai pasangan hidup tentu sudah menjadi kewajiban Anda untuk memperbaikinya. Tetap nikmati hidup dan lakukan terus menerus dengan penuh konsistensi demi tercapainya tujuan finansial bersama yang lebih baik lagi di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar